• GoldenTin Official
  • goldentin.id
Diet Ketat Tapi Malah Lambung Bermasalah? Ini Beberapa Kekeliruan Pemula
Illustrasi: Envato

Diet Ketat Tapi Malah Lambung Bermasalah? Ini Beberapa Kekeliruan Pemula

   | 

Fenomena diet ketat memang nggak pernah sepi peminat. Banyak orang ingin hasil instan: berat badan turun cepat, perut rata, dan tubuh terlihat lebih ideal. Tapi sayangnya, di balik semangat menurunkan berat badan, nggak sedikit yang justru berakhir dengan keluhan lambung seperti nyeri ulu hati, mual, maag kambuh, bahkan gangguan pencernaan. Kalau kamu salah satunya, bisa jadi ada kesalahan yang nggak kamu sadari saat menjalani diet.

Nah, biar kamu nggak terjebak di lingkaran diet ekstrem yang malah bikin perut protes, yuk kenali beberapa kekeliruan umum yang sering dilakukan pemula.

1. Langsung Potong Kalori Secara Drastis

Salah satu kesalahan paling umum saat diet adalah menurunkan asupan kalori secara ekstrem. Tubuh yang biasanya terbiasa makan 2.000 kalori per hari, tiba-tiba cuma dikasih 800-1.000 kalori. Akibatnya, lambung kosong terlalu lama, produksi asam lambung meningkat, dan muncullah gejala seperti perih di ulu hati, mual, atau kembung.

Padahal, penurunan kalori harus dilakukan bertahap. Idealnya, cukup kurangi 10-20% dari kebutuhan harian. Selain lebih aman, tubuh juga punya waktu untuk beradaptasi tanpa bikin sistem pencernaan stres.

2. Skip Makan Pagi Demi Kalori Lebih Sedikit

Banyak orang berpikir melewatkan sarapan bisa mempercepat penurunan berat badan. Padahal, justru sebaliknya. Saat kamu nggak makan pagi, asam lambung akan tetap diproduksi untuk "menyambut" makanan yang tak kunjung datang. Ini yang bikin rasa perih dan mual di pagi hari muncul.

Selain itu, tubuh jadi kekurangan energi sejak awal hari, sehingga metabolisme melambat dan pembakaran kalori malah berkurang. Jadi, sarapan tetap penting — pilih yang ringan dan bergizi seperti oatmeal, roti gandum, atau smoothie buah dengan madu alami.

3. Kebanyakan Minum Kopi Saat Diet

Kopi memang sering jadi andalan buat menekan nafsu makan. Tapi, terlalu banyak kafein bisa memicu produksi asam lambung berlebih. Apalagi kalau diminum dalam keadaan perut kosong. Kombinasi ini bisa bikin perut terasa panas dan perih.

Kalau kamu butuh energi tambahan, coba ganti sebagian konsumsi kopi dengan air madu hangat. Selain lebih lembut di lambung, madu bisa bantu stabilkan energi dan memperlancar pencernaan.

4. Kurang Konsumsi Serat dan Cairan

Beberapa diet ekstrem seperti diet tinggi protein sering kali menurunkan asupan serat. Padahal, serat berperan penting dalam menjaga kesehatan usus dan membantu pengosongan lambung yang optimal. Kekurangan serat bisa memicu sembelit, perut kembung, bahkan gangguan flora usus.

Pastikan kamu tetap makan buah dan sayur setiap hari. Pilih yang tinggi serat seperti apel, pepaya, pisang, atau buah tin. Jangan lupa imbangi dengan cukup air putih, minimal 2 liter per hari agar sistem pencernaan tetap lancar.

5. Terlalu Fokus di Timbangan, Lupa Kesehatan Lambung

Banyak orang terlalu fokus pada angka di timbangan dan mengabaikan sinyal tubuh. Padahal, kalau perut sering nyeri, kembung, atau susah BAB, itu tanda tubuhmu butuh perhatian. Diet bukan cuma soal defisit kalori, tapi juga tentang bagaimana tubuh bisa tetap berfungsi optimal.

Coba ubah fokusmu: bukan hanya ingin lebih kurus, tapi juga ingin lebih sehat dan nyaman. Ketika sistem pencernaanmu bekerja baik, proses metabolisme otomatis ikut lancar — hasilnya, berat badan pun bisa turun dengan cara yang lebih alami.

6. Tidak Punya Pola Makan yang Teratur

Makan asal lapar atau bahkan hanya sekali sehari bisa bikin ritme kerja lambung berantakan. Lambung butuh waktu istirahat, tapi juga butuh jadwal makan yang konsisten untuk menjaga kestabilan asam lambung. Pola makan yang tidak teratur bisa membuat sistem pencernaan kehilangan keseimbangan dan lebih rentan iritasi.

Mulailah dengan pola makan sederhana: tiga kali makan utama dan dua kali camilan sehat. Gunakan jam makan yang sama setiap hari supaya tubuh punya ritme tetap.

7. Kurang Tidur dan Stres Berlebih

Nggak banyak yang tahu kalau stres dan kurang tidur bisa memperburuk gangguan lambung. Saat stres, hormon kortisol meningkat, memicu produksi asam lambung dan memperlambat pencernaan. Hasilnya, perut terasa penuh, kembung, bahkan sakit.

Tidur cukup 7–8 jam dan coba kelola stres dengan cara sehat — misalnya, meditasi ringan, jalan sore, atau menulis jurnal rasa syukur sebelum tidur.

Diet Benar, bukan Cepat

Diet yang benar itu bukan yang paling cepat hasilnya, tapi yang paling bisa kamu jalani dengan nyaman. Tubuh dan pencernaan butuh waktu untuk beradaptasi dengan perubahan. Jadi, jangan buru-buru menyiksa diri dengan diet ekstrem.

Kalau kamu mulai merasa lambung nggak nyaman, coba evaluasi lagi pola makan dan kebiasaan dietmu. Mungkin tubuhmu cuma butuh sedikit perhatian — bukan larangan makan, tapi keseimbangan.